✏📚📖🖼🔲🔸🔸🔸
2 jam bersama BELAID HAMIDI:
CARA dan LAMANYA WAKTU BELAJAR KALIGRAFI
(DidinSirojuddinAr•Lemka)
Tak disangka tiba2 khattat dan tokoh kaligrafi Maroko BELAID HAMIDI datang bertamu ke Lemka di Jakarta. Obrol2 dia mengajak para khattat bersyukur, karena diberi anugerah dapat menulis Alquran. "Penulis Alquran adalah penulis wahyu, sama dengan lebih 40an penulis wahyu zaman Rasulullah," katanya. Ia mengaku telah menulis 6 mushaf. Saya mengaku 4.
Yang menarik, Belaid yang menyebarkan teori mengajar dan muridnya unggul di mana2 enggan mengaku TOKOH, MAHAGURU atau sebutan2 SUPER lainnya. Raja kaligrafi selamanya adalah Hamdullah Al-Amasi, Hafizh Usman, Sami, Izzat, Hamid Al-Amidi, Syauqi. "Sedangkan kita, sehebat apa pun dan jadi tokoh apa pun, hanyalah tabi'in atau tabi'it tabi'in," katanya. Sama dengan Aimmatul madzahib, tetap saja yang empat yaitu Malik, Syafi'i, Hanafi, dan Hambali. Ulama2 kaliber sesudahnya hanyalah penerus yang makmum kepada mereka, selamanya. Kita, bahkan Hasyim Muhammad pun tidak berhak mengklaim bukunya "Qawa'id Al-Khath Al-'Arabi" karena perumus kaidah2 tsb. adalah Syauqi jauh sebelum Hasyim. (Wah apalagi saya, tidak punya hak apa2!). Buku itu, menurut pendapatnya, lebih layak disebut "kumpulan" atau "coret-coretan".
Dalam belajar KALIGRAFI, Belaid menekankan perlunya GURU dan sistem SANAD (sandaran) yang sampai kepada Sang Guru Agung Ali bin Abi Thalib. Belajar juga harus step by step "dari yang mudah kepada yang sulit" (من السهل إلى الصعب) dimulai dari Riq'ah dengan waktu belajar untuk satu gaya khat minimal 2-3 tahun.
Meskipun kehadiran guru ditekankan, tapi teori belajar KALIGRAFI di Indonesia berbeda: bergerak cepat dan umumnya dimulai dari Naskhi dan Riq'ah karena KEBUTUHAN FUNGSIONAL dilanjutkan kepada gaya2 lain (Tsulus, Farisi, Diwani, Diwani Jali, Kufi, dan Kontemporer) untuk memenuhi KEBUTUHAN ESTETIS, seperti yang ditaklim di Lemka.
Ketika ditanyakan seperti pertanyaan kepada Direktur IRCICA Turki Dr. Halid Eren di Terengganu, "Bagaimana pendapat Tuan, dalam WAKTU SETAHUN Lemka mengajarkan 7 gaya khat tradisional dan 5 kontemporer?" dia menjawab (seperti jawaban Eren): "لايجوز (g boleh)." Lantas saya cerita: saat di Terengganu dlm acara Islamic Art Festival itu saya perlihatkan kepada Eren album foto MKQ di Indonesia. Eren kagum dan bertanya berapa lama dikerjakan? Saya jawab: "Yang ini 7 jam dan ini yang 3 macam masing2 8 jam." Eren kaget, "Koq bisa?" — Saya jawab, "Jangankan ini, tuh *Candi Borobudur* saja selesai semalam. Halid Eren tertawa ngakak ha.. ha.. 😆🤣😆😄 (Mendengar cerita itu Belaid Hamidi ikut ngakak "Ha.. Ha.. Ha.. ") 😆😁
Saya lanjutkan cerita. Kata saya, saya tanya lagi Halid Eren: "Kalau belajar Riq'ah 3 tahun, Naskhi 3 tahun, Tsulus 3 tahun.. Diwani 4 tahun…. متى سيتزوج؟ (kapan mau nikahnya tuh?)," Eren terpingkal-pingkal dan ngakak lagi ha.. ha.. ha.. 🤣🤣 (Mendengar anekdot itu Belaid Hamidi tambah ngakak "Ha.. ha.. Mau nikah mah nikah aja, nulis ya terus aja nulis ha.. ha..ha.. ") 😃😇😆
Demikianlah postingan dari :
Didin Sirojuddin Ar
Pada tangal 2017-09-30 14:55:03,
Telah di share sebanyak 82 kali oleh follower beliau.
di sukai sebanyak 433 kali
video id ; ,
url video
id post; 100014687475585_285130208653226,
post id single; 285130208653226 ,
url gambar; https://gambarkaligrafi.com/wp-content/uploads/2019/12/2-jam-bersama-BELAID-HAMIDI-CARA-dan-LAMANYA-WAKTU-BELAJAR.fna&oh=aba3dd241de67501d7415a2287954bb0&oe=5E705456.jpeg
sumber : https://www.facebook.com/100014687475585/posts/285130208653226
