خط 
Pentas PAI Nasional IX:
GAIRAH  MUSABAQAH PUTRI BERGELORA MENAKLUKKAN PUT…

خط Pentas PAI Nasional IX: GAIRAH MUSABAQAH PUTRI BERGELORA MENAKLUKKAN PUT…

خط 🖼🔲🔷🔸🔹💐🌷

Pentas PAI Nasional IX:
GAIRAH MUSABAQAH PUTRI BERGELORA MENAKLUKKAN PUTRA

(DidinSirojuddinAr•Lemka)

Lomba KALIGRAFI yang bermunculan di mana-mana menambah gairah belajar kaligrafi di kalangan muda Indonesia. Dalam Pekan Keterampilan dan Seni Pendidikan Agama Islam (Pentas PAI) Nasional IX 2019 yang diikuti murid2 SMP dan berlangsung 9-14/10/19 di Asrama Haji Sudiang, Makassar, semangat itu bergemuruh, memunculkan karya-karya variatif yang cukup menarik.
Ajang kompetisi cabang Lomba Kaligrafi Islam (LKI) dalam besutan tema "Keberagamaan Generasi Milenial Yang Moderat" yang diikuti 25 Provinsi ini memunculkan 10 besar kaligrafer remaja dengan karya-karya unggulannya, yaitu: Jabar, Yogyakarta, Aceh, Banten, Kaltim, Bali, Kalteng, Sumbar, Jatim, dan Jambi. Gaya khat favoritnya Tsulus, Naskhi, Farisi, Diwani, dan Diwani Jali untuk teks ayat dan teks pendukung dalam skup seni HIASAN MUSHAF.
Duh dahsyatnyaaaaa, peserta putri tampil hebat2 mengalahkan putra. Dari 6 juara putrinya 4, putra 2 sisanya. Kekuatan putri 2 x putra. Merasa dirinya tidak mampu, seorang peserta putra malah mundur teratur memilih tak tampil. Bahkan peserta putri yang 15 orang mendominasi atas putra yang 10 orang (dipotong lagi seorang yang pasrah menyerah daripada keteter kalah). Ini berarti peserta putri sudah menaklukkan putra sejak seleksi di Tingkat Provinsi. Dialog Pengembangan Kaligrafi di penghujung lomba tambah memprovokasi kaum hawa pelomba, bahwa "sekarang waktunya perempuan menaklukkan laki2." Akhirnya muncul usulan untuk Pentas PAI mendatang ada pembagian kelas Putra & Putri, kawatir peserta putra di-KO lagi oleh peserta putri.
😆🤣🚶🏻🏃🏻‍♀🔹🔸
LOMBA KALIGRAFI, kini, menjadi trending topik menarik bagaikan gula-gula. LKI adalah puncaknya. Lomba diburu sebagai pundi-pundi uang dan dikejar karena menghasilkan. Lomba adalah ajang cari prestasi dan alat menata jati diri. Para kaligrafer aktivis lomba dapat menikmati hasilnya: uang cukup untuk hidup sehari-hari dengan rumah dan kendaraan atau naik haji dan umrah dari hasil lomba.
Aktivitas lomba merupakan sarana untuk memotivasi para unggulan dan menolong para kaligrafer basic yang masih lemah. Di Indonesia lomba-lomba kaligrafi diakomodasi dari Tingkat Daerah hingga Tingkat Nasional dalam ajang MTQ Nasional (dari Tingkat Desa), MTQ Mahasiswa, MTQ KORPRI, POSPENAS, PIONIR, AKSIOMA, Pentas PAI, FASI, MTQ PTP, MTQ TelkomGroup, Olimpiade Al-Qur'an, dan lomba-lomba kaligrafi di pelbagai instansi (Pemerintah/Swasta), kampus, sekolah, dan pesantren. Gairah berlomba para kaligrafer muda prestisius dari Indonesia juga tersalurkan dalam belasan "calligraphy competition and festival" di Luar Negeri seperti Turki, Irak, Yordania, Abu Dhabi, Kuwait, Pakistan, Malaysia, dan Brunei Darussalam. Semuanya jadi "alat latihan" yang menggairahkan.
Ini niiiih, saya sedang membayangkan seolah barusan menang lomba dan sedang dipanggil Panitia untuk menerima hadiah dan bonusnya: Cukup untuk beli motor baru dan pergi haji berdua. Eeeh, lebih dari cukup utk ntraktir ribuan mangkuk BAKSO atau MIE AYAM. 🤣🌅🖼🔲





Demikianlah postingan dari :
Ustadz Didin Sirojuddin Ar
Pada tangal 2019-10-12 23:36:14,
Telah di share sebanyak 0 oleh follower beliau.
di sukai sebanyak 0
https://gambarkaligrafi.com/wp-content/uploads/2019/10/خط-Pentas-PAI-Nasional-IX-GAIRAH-MUSABAQAH-PUTRI-BERGELORA-MENAKLUKKAN.xx&oh=fea63c36fd850348310934e8d64f08de&oe=5E21AAB0.jpeg

Source